Soedjatmoko in WPAP by Ichwan Ramburi

Soedjatmoko in WPAP by Ichwan Ramburi

Sekilas tentang WPAP, dikutip dari www.wpapcommunity.com

WPAP ( Wedha’s Pop Art Portrait) adalah gaya ilustrasi potret manusia (biasanya figur-figur terkenal) yang didominasi bidang-bidang datar marak warna depan, tengah dan belakang untuk menimbulkan dimensi, yang dibentuk dari garis-garis imajiner tegas dimana bentuk wajah, posisi elemen-elemen anggota wajah dan proporsinya tetap sama dengan potret aslinya dengan proses tracing kreatif yang tidak tunduk 100 persen pada apa yang sedang di trace. Setiap seniaman WPAP memiliki gaya tersendiri dalam traceing maupun mengolah warna, Ichwan Ramburi mencoba menangkap portrait tokoh kenamaan Indonesia yakni Soedjatmoko dengan warnanya sendiri. Berikut karya WPAP yang dihasilkan:

*klik untuk memperbesar
Soedjatmoko in WPAP by Ichwan Ramburi


Biografi Soedjatmoko, dikutip dari http://id.wikipedia.org 

Soedjatmoko (lahir dengan nama Soedjatmoko Mangoendiningrat; lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat, Hindia-Belanda, 10 Januari 1922 – meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 21 Desember 1989 pada umur 67 tahun), juga dikenal dengan nama panggilan Bung Koko, adalah seorang intelektual, diplomat, dan politikus Indonesia.

Soedjatmoko dilahirkan dalam keluarga bangsawan dan belajar kedokteran di Batavia (sekarang Jakarta). Setelah dikeluarkan dari sekolah kedokteran oleh orang-orang Jepang pada tahun 1943, ia pindah ke Surakarta dan membuka praktik pengobatan bersama ayahnya. Pada tahun 1947, setelah kemerdekaan Indonesia, Soedjatmoko bersama dua pemuda lain dikirimkan ke Lake Success, New York, Amerika Serikat untuk mewakili Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setelah itu, Soedjatmoko menjalani beberapa kegiatan politik. Pada tahun 1952 ia kembali ke Indonesia dan bergabung dengan pers beraliran sosialis dan Partai Sosialis Indonesia, lalu terpilih sebagai anggota Konstituante. Namun, karena pemerintahan Presiden Soekarno semakin otoriter, Soedjatmoko mulai mengkritik pemerintah. Untuk menghindari pencekalan pemerintah, Soedjatmoko pergi ke luar negeri dan bekerja sebagai dosen di Universitas Cornell di Ithaca, New York selama dua tahun. Tiga tahun kemudian ia tidak lagi bekerja, biarpun telah kembali ke Indonesia.

Setelah pemerintah Sukarno diganti, Soejdatmoko dikirim sebagai salah satu wakil Indonesia di PBB, dan pada tahun 1968 ia menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat; ia juga menjadi penasihat untuk menteri luar negeri Adam Malik. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1971, ia mendapatkan pencekalan pemerintah setelah peristiwa Malari pada Januari 1974, karena disangka telah merencanakan protes tersebut. Pada tahun 1978, Soedjatmoko menerima Penghargaan Ramon Masaysay untuk Hubungan Internasional, dan pada tahun 1980 ia diangkat sebagai rektor Universitas Perserikatan Bangsa Bangsa di Tokyo, Jepang.


Karya WPAP saya ini beberapa waktu lalu ternyata diapresiasi oleh fanpage Facebook Balai Soedjatmoko Solo yang berada di bawah payung Bentara Budaya Solo.
*klik untuk memperbesar
WPAP Balai Soedjatmoko by Ichwan Ramburi